Nama Kelompok 1
Deasy Anggreini Pane 09-008
Deasy Anggreini Pane 09-008
Film ini berasal dari kisah nyata, tentang awal mula
terbuatnya sepatu boots ber-heels tinggi yang kuat dan dibuat khusus untuk
Pria-wanita (kaum transgender). berkisah
tentang sebuah pabrik sepatu yang dibangun dari 4 generasi sebelumnya bernama
“prince shoes”.pabrik sepatu ini pada awalnya khusus membuat sepatu laki-laki
yang kuat dan dijamin bisa dipakai seumur hidup, dan sepatu buatan pabrik ini
sangat terkenal kala itu. adalah seorang pemuda bernama Charlie prince yang merupakan
generasi ke 4, ia yang nantinya akan mewarisi pabrik sepatu itu. Charlie
sebenarnya tidak terlalu menyukai usaha dan bisnis yang merupakan turunan dari
kakek buyutnya itu. Ia lebih tertarik
pada bidang lain. sampai suatu hari ayahnya meninggal dan akhirnya ia yang
harus meneruskan perusahaan tersebut. namun malangnya nasib Charlie bahwa
perusahaan sepatu yang ditinggal ayahnya itu sebenarnya hampir bangkrut karena
persaingan pasar yang tidak lagi membutuhkan sepatu kuat namun juga fashion
yang terbaru. keadaan ini sempat membuat Charlie putus asa dan memecat beberapa
karyawan perusahaan karena perusahaan yang hampir bangkrut. singkat cerita
akhirnya Charlie bertemu dengan seorang penyanyi club malam yang merupakan pria
yang berpenampilan wanita (banci) bernama Lola. Lola merupakan pria kulit hitam
yang bertransformasi menjadi wanita karena tidak nyamanan sebagai pria. Lola
bekerja sebagai penyanyi club malam yang di clubnya tersebut selalu didatangi
oleh orang-orang yang bernasib dan berpenampilan seperti ia.
Lola mengeluhkan bahwa sepatu wanita yang dipakainya
sering rusak dan tidak nyaman untuk digunakan sebab ukuran badannya yang
rata-rata pria menggunakan sepatu heels yang dipakai berat rata-rata wanita.
akhirnya Charlie mendapat ide untuk memproduksi sepatu boots berheels tinggi
namun kuat untuk bahkan dipakai seorang pria dalam waktu lama, dibantu salah satu pegawai wanitanya meminta
bantuan Lola untuk mengerjakan proyek
mereka tersebut. Charlie berpendapat bahwa sepatu buatannya itu akan mampu bersaing
dan tampil di Fashion show di Milan.
Saat menjalani proses produksi banyak rintangan yang
hadapi Charlie , pertama mulai dari tunangannya yang tidak setuju ia tetap
menjalani perusahaan tersebut dan menyarankan kepada Charlie untuk segera
menjual perusahaan itu kepada orang lain. Kedua, Charlie juga terhalang dana
untuk proses produksi dan biaya keperluan mereka di Milan sehingga ia harus
mengadaikan rumahnya untuk mendapatkan biaya untuk keperluan semuanya.
ketiga, mendapatkan kendala tentang produk
sepatu yang dibuat oleh karyawannya tidak sesuai bagus dan tidak sesuai dengan
keinginannya.
Namun berkat usaha, kerja keras dan kekompakan
antara Charlie, Lola dan seluruh pegawai perusahaan akhirnya Charlie berhasil
memproduksi sepatu yang akan ditampilkan di Milan. rencananya yang akan
memperagakan sepatu boots buatan Charlie adalah Lola dan beberapa teman-teman
Lola. namun sehari menjelang keberangkatan Charlie mendapati bahwa tunangannya
berselingkuh dan meninggalkannya. suasana buruk hati Charlie berujung pada
pertengkarannya dengan Lola yang membuat lola meninggalkan Charlie dan tidak
ikut ke Milan.
Charlie dan beberapa pegawainya tetap pergi ke Milan
untuk launching sepatu buatan perusahaannya, namun ia tidak tahu siapa yang
akan menjadi model untuk peragaan sepatunya. sehingga Charlie memutuskan ia
sendiri yang akan menjadi model sepatu tersebut. namun malangnya Charlie yang
tidak biasa menggunakan sepatu berheels tinggi akhirnya terjatuh dan
mempermalukan dirinya sendiri didepan semua penonton. hingga tiba-tiba muncul
dari belakang panggung Lola dan beberapa model lainnya dengan memakai sepatu
Charlie unjuk kebolehan menjadi model.
suasana yang tadinya tegang dan sangat tidak nyaman berubah menjadi
meriah dan penuh warna karena penampilan lola dan teman-temannya yang
memperagakan sepatu boots berheels tinggi buatan Charlie.
Akhirnya Charlie bisa kembali mendirikan
perusahaannya dan menyelamatkan perusahaan itu dari kebangkrutan dan Charlie
sangat berterima kasih kepada Lola dan segenap para pegawainya yang telah
membantu proses produksi dan sepatu-sepatu boots yang diberi nama “Kinky Boots”
itu dapat dijual kepasaran dan bisa diterima pasar.
URAIAN
FILM DENGAN TEORI-TEORI BELAJAR AWAL
1. Berdasarkan
teori gestalt
Cerita
film “kinky boots” ini bisa ditelaah berdasarkan teori gestalt, yaitu disaat
Charlie merasa tidak tertarik melanjutkan usaha turun temurun dari ayahnya,
namun setelah dia melihat seorang penyanyi club malam yang merupakan pria yang
berpenampilan wanita akhirnya dia memutuskan untuk melanjutkan usaha ayahnya
namun dengan inovasi baru yaitu sepatu boots wanita yang bisa digunakan pria
dengan nyaman. Hal ini sejalan dengan teori gestalt dimana Charlie memahami
aspek lingkungan (bahwa ada pria menggunakan sepatu boots wanita) dan merespon
aspek tersebut (membuat sepatu yang wanita yang nyaman untuk dipakai pria).
2.
Berdasarkan teori
Skinner
Dalam hal ini, teori Skinner sangat berpengaruh dalam
kehidupan Charlie. Perusahaan ayahnya yang diwariskan kepadanya hampir
bangkrut. Hal ini dikarenakan perusahaan sepatunya memiliki model yang telah
termakan zaman. Sehingga mau tidak mau ia harus mencari cara agar perusahaan
tersebut tidak terbenam dalam kebangkrutan. Berbagai daya upaya ia lakukan demi
menyelamatkan perusahaan tersebut. Berdasarkan kisah diatas, hal ini sejalan
dengan teori Skinner dalam hal reinforcement negatif. Dimana perusahaan yang
hampir bangkrut (reinforcement negatif) telah menjadikannya pribadi yang luar
biasa yang memiliki inovasi-inovasi dalam menyelamatkannya. Awalnya sebelum
reinforcement negatif terjadi, Charlie merasa dirinya adalah seorang manusia
yang tidak ada apa-apanya. Sehingga reinforcement negatif tersebut mengubahnya
menjadi pribadi yang ulet.
0 komentar:
Posting Komentar