TEORI
BELAJAR SKINNER
PENGALAMAN BERDASARKAN TEORI SKINNER
Pengalaman
pribadi saya yang dibahas berdasarkan teori Skinner adalah ketika saya
mendapatkan IP yang terendah saya sekaligus ada satu matakuliah yang tidak
lulus. Selama di bangku perkuliahan yaitu di semster III, hal ini membuat IPK
saya menjadi Turun. Pada saat itu ibu saya langsung memberikan wajah yang
sangat kecewa dan sikap yang dingin kepada saya. Kemudian ibu saya
melarang saya berjalan-jalan bersama teman-teman selama 2 minggu dan saya pun
disuruh belajar dan beresin rumah. Sehingga membuat saya tidak bisa
menikmati liburan semester saya.
Dengan
demikian saya pun harus memperjuangkan nilai saya demi menghilangkan rasa
kekecewaan ibu kepada saya, hingga akhirnya saya pun berusaha belajar
sungguh-sungguh agar mendapatkan nilai yang baik dan mendapatkan kembali senyum
kebanggaan ibu saya. Dari proses pembelajaran tersebut mengingatkan saya
bahwa tidaklah mudah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan sebelum melalui
sebuah pengorbanan dan penguatan dari orang tua.
PEMBAHASAN BERDASARKAN TEORI SKINNER
Menurut
Skinner, hampir semua perilaku manusia diidentifikasi jatuh ke dalam dua
kategori yaitu perilaku responden dan perilaku operan. Perilaku
responden adalah perilaku tanpa sengaja (refleks) dan hasil dari
rangsangan lingkungan khusus. Sebagian besar perilaku kita adalah
perilaku operan, yang tidak
otomatis, dapatdiprediksi, atau terkait dalam
setiap cara yang dikenal dengan mudah diidentifikasi
olehrangsangan . Skinner percaya bahwa perilaku tertentu hanya
terjadi, dan bahkan jika disebabkan oleh tertentu (tapi sulit untuk
mengidentifikasi) rangsangan, rangsangan ini adalah tidak penting untuk
mempelajari perilaku.
Skinner
membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu penguatan positif dan pengutan
negative. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan
terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat
mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan
positif dari pengalaman tersebut adalah berupa senyuman ibu saya ketika nilai
saya Naik dan saya diberikan saya berjalan-jalan bersama
teman sebagai suatu penghargaan. Sedangkan Bentuk-bentuk penguatan negatif
berupa rasa kekecewaan ibu saya atas nilai saya yang turun.
Persamaan
dan perbedaan antara penguatan positif dan negative diilustrasikan pada table
dibawah ini :
STIMULUS DISKRIMINATIF
|
RESPON
|
KONSEKUENSI
|
TIPE KONSEKUENSI
|
PENGUATAN
|
Nilai turun
|
Saya belajar lebih giat lagi
|
Saya mendapatkan nilai yang baik
|
Perilaku saya “memproduksi stimulus baru”
|
positif
|
Perintah ibu kepada saya untuk belajar lebih giat
lagi
|
Saya berusaha belajar bersungguh-sungguh
|
Teguran berhenti
|
Perilaku saya diikuti dengan penarikan
stimulus diskriminatif
|
negatif
|
Persamaan
konsekuensinya memperkuat perilaku ( menaikkan frekuensi respon). Sedangkan
perbedaannya adalah dalam hal cara memperkuat perilaku. Konsekuensi dalam
penguatan positif adalah tambahan stimulus baru ( nilai saya baik).
Sebaliknya, konsekuensi dalam penguatan negarif adalah penghilangan atau
penghindaran stimulus diskriminatif (nilai rendah)
Punishment
dalam perspektif reinfoecement, perilaku mungkin di hukum dengan 2 cara yaitu :
1. Penghilangan penguat positif yaitu
pengalaman saya ketika saya mendapatkan nilai yang turun kemudian orang tua
saya yang seharusnya memberikan senyuman pada saya akan tetapi memberikan
ekspresi kekecewaan.
2. Penambahan penguat negative pada situasi
yaitu ketika ibu saya menunjukkan kekecewaan atas nilai saya kemudian diikuti
dengan saya dilarang berjalan-jalan bersama teman selama 2 minggu.
0 komentar:
Posting Komentar