my name

Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

TUGAS KELOMPOK

Selasa, 02 Oktober 2012


                            TEORI-TEORI BELAJAR AWAL

NAMA KELOMPOK  1:


TEORI-TEORI BELAJAR AWAL
No
Teori
Uraian
1
Behaviorisme (John Watson) 
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.
Asumsi Dasar Behaviorisme :
     -          Perilaku yang diamati
     -          Perilaku harus dipelajari melalui elemenya yang paling sederhana
     -          Proses belajar adalah perubahan Behavioral. Suatu respons khusus terasosiasikan dengan kejadian dari suatu stimulus khusus, dan terjadi dalam kehadirin stimulus khusus.
2
Pengkondisian Klasik (Pavlov)
Teori ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Dia mempelajari bagaimana anjing percobaannya menjadi terkondisi untuk berliur walau tanpa makanan. Dari eksperimen tersebut Pavlov menarik kesimpulan bahwa dalam diri anjing akan terjadi pengkondisian selektif berdasar atas penguatan selektif. Anjing dapat membedakan stimulus yang disertai dengan penguatan dan stimulus yang tidak disertai dengan penguatan.
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya :
   ü  Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
   ü  Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.
3
Gestalt (Max Wertheimer)
      Max Wertheimer merupakan seorang pendiri psikologi Gestalt. Pertanyaan yang mendasari Gestalt adalah bagaimana individu secara psikologis memandang lingkungan aktual. Teori gestalt memantapkan studi eksperemental atas persepsi dan psikologi sosial.
        Psikologi Gestalt adalah suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Data-data dalam psikologi gestalt disebut phenomena (gejala), sebab dalam suatu gejala terdapat dua unsur yakni objek dan arti. Objek adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah objek tersebut ditangkap oleh indra. Pada objek tersebut kiata akan memberikan arti dan sekaligus kita mendapatkan suatu informasi dari objek tersebut.
4
Koneksionisme
( Edward Thorndike)
Teori belajar koneksionisme adalah teori yang ditemukan dan dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1874-1949) berdasarkan yang ia lakukan pada tahun 1890-an. Eksperimen Thorndike menggunakan hawan-hewan terutama, kucing untuk mengetahui fenomena-fenomena belajar . Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus  yaitu apa saja dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat diterapkan melalui alat indera. Dari definisi belajar tersebut menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati. 
Hukum-hukum  belajar Thorndike, diantaranya:
a.     Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons  menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus - Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula  hubungan  yang terjadi antara Stimulus- Respons.
b.      Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
c.      Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan  semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.


Perbandingan Behaviorisme dan Teori Gestalt :
Karekteristik utama
Behaviorisme
Teori Gestalt
Asumsi dasar                           
a.      Perilaku yang dapat di amati, bukan even sadar atau mental, harus dipelajari.
b.      Belajar adalah perubahan
c.       Hubungan antara stimuli dan respons harus dipelajari
Individu bereaksi kepada sebuah kesatuan, karena itu, pembelajaran adalah organisasi dan reorganisasi bidang sendoris. Kesatuan tersebut memiliki properti baru yang berbeda dari yang ada pada elemen tersebut.
Eksperimen umum
Trial and error
Respon emosional
Mengorganisasikan kembali: subjek ditempatkan dalam situasi yang mensyaratkan restrukriasasi bagi solusi.
Formula belajar
Stimulus-respons- imbalan
Respon emosional :
Stimulus 1
Stimulus 2
Konstelasi stimuli-organisasi- reaksi

-          Aplikasi pendidikan :
Belajar menurut Behaviorisme adalah perubahan perilaku dan mengindentifikasi stimuli dan respon spespik sebagai fokus research. Sedangkan belajar menurut psikologi Gestalt adalah ketika seseorang merespon stimuli yang terorganisasi dan persepsi persepsi perorangan adalah faktor penting untuk memecahkan masalah.
-          Behaviorisme
o   Pengkondisian klasik menunjukkan penjajaran stimuli dapat menghubungkan reaksi terhadap stimuli baru, pengkondisian klasik juga membahas aspek-aspek dan situasi sehari-hari.
o   Koneksionisme Thorndike meriset perilaku mandiri atau sukarela dengan mengaplikasikan prinsip asosiasi.
-          Psikologi Gestalt
Isu didalam psikologi Gestalt dalam masalah pendidikan tentang soal makna, pemahaman, dan wawasan yang merupakan karekteristik manusia dalam pengaplikasian persektif Gestalt dikelas terdapat kesulitan yaitu kurangnya prinsip yang terdefenisikan dengan jelas. Priset Gestalt memberikan saran untuk pembelajaran memecahkan masalah :
o   Buat tugas belajar atau beri masalah dalam situasi yang konkrit dan aktual.
o   Asistensi selama pemecahan masalah tidak boleh berupa prosesdur berupa pengulangan atau peniruan.
Masing-masing persepektif berusaha mengembangkan satu teori komperehensif yan nantinya menjelaskan semua tentang belajar.
 Referensi : 
Gredler, Margaret E. (2011). Learning and Instruction Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

0 komentar: