Fatimah Saguni
Fakultas Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palu
1
1 1. Latar Belakang
Perkembangan pesat teknologi
informasi dapat menjadi tantangan yang memberi kesempatan bagi dunia
pendidikan dan para pendidik khususnya
agar dapat bekerja maksimal. Teknologi informasi dapat digunakan sebagai salah
satu bagian dari teknologi pendidikan yang mendukung proses pembelajaran.
Berkaitan dengan teknologi informasi, komputer merupakan media penyampaian
pembelajaran yang efektif.
Multimedia mengandung unsur
komputer. Multimedia memberikan kesempatan untuk belajar tidak hanya dari satu
sumber belajar seperti guru, tetapi memberikan kesempatan kepada subjek
mengembangkan kognitif dengan lebih baik, kreatif dan inovatif. Hal ini salah
satunya karena informasi disajikan dalam dua atau lebih bentuk seperti dalam
bentuk gambar dan kata-kata. Berhubung informasi disajikan dalam berbagai
bentuk, maka subjek dapat memadukan berbagai informasi dari tampilan lisan dan
tulisan. Jadi subjek dapat memadukan informasi verbal yang disajikan secara
visual dan informasi verbal yang disajikan secara audio.
2 2. Tinjauan Teoritis :
Memori dan Hasil Belajar
Memori dan konsep belajar saling berkaitan erat karena menghasilkan
keluaran yang berupa hasil belajar. Hasil belajar tersimpan dan dipelihara
dalam memori agar kelak dapat digunakan kembali (Hulse, dkk., 1975). Ellis
(1978) mengemukakan bahwa memori mengacu pada penyimpanan informasi, mengakses
informasi yang pernah diterima.
Pada
dasarnya memori mencakup proses encoding
(penyandian), storage
(penyimpanan), dan retrieval (memanggil
kembali) (Ellis, 1978). Jadi memori berkaitan dengan penerimaan informasi,
penyimpanan informasi, sampai pemanggilan kembali informasi yang disimpan.
Model
memori yang ada adalah model memori dari Atkinson danShiffrin (dalam Solso,
1988) memori menjadi 3 tempat penyimpanan, yaitu:
- - sensory
memory (memori sensori),
- - Short
term memory (memori jangka pendek)
- - long
term memory
(memori jangka panjang)
Ketiga
macam memori tersebut saling berkaitan erat, informasi tertentu diteruskan
kedalam memori jangka pendek (STM) dan sebagian informasi akan hilang, hingga
akhirnya melalui seleksi informasi diteruskan kedalam memori jangka panjang dan
yang tidak diteruskan akan dilupakan (Irwanto, dkk., 1994). Informasi yang
disimpan dalam memori dalam jangka panjang (LTM) dapat berpindah kembali ke
memori jangka pendek dan kelupaan dapat terjadi disetiap tahap model memori
tersebut. Kapasitas untuk mengingat stimulus yang masuk secara visual, seperti
gambar-gambar dan semacamnya, dengan kejelasan yang lua biasa dikenal
sebagai photographic memory atau eidetic imagery. Baik dalam ingatan
audio maupun visual, rangsangan-rangsangan yang masuk diproses secara asimetri
di otak.
Working Memory
Working memory memiliki sistem tersendiri untuk mengolah informasi visual dan
informasi audio. Sehingga ada memori visual dan memori audio dalam sistem
kognitif individu. Teori kognitif tentang working memory menyatakan bahwa berdasarkan prinsip modality,
terutama dalam proses belajar dengan menggunakan multimedia, kata-kata
yang digunakan perlu disajikan dalam bentuk narasi audio bukan secara visual
berupa teks pada layar. Alasannya, dalam proses memori jangka pendek,
presentasi bersifat audio lebih mudah diingat daripada presentasi visual.
Penney (1989) menyatakan bahwa
materi presentasi merupakan bauran dari modalitas audio dan visual dan menunjukkan
bahwa kapasitas efektif dari working
memory bisa ditingkatkan dengan
menggunakan saluran visual dan audio.
Teori pengkodean ganda (dual coding) berasumsi bahwa manusia memiliki
dua istem pengolahan informasi yang
berlainan:
s Satu
mewakili informasi verbal dan yang lain mewakili informasi visual (Solso,
1998). Paivio (1991, dalam Solso,1998) menguraikan tentang :
·
- separated dual-code dan
·
- integrated dual-code .
Ada 3
proses yang berlangsung saat seseorang menerima 2 bentuk informasi (verbal dan visual),
dalam waktu yang sama, yaitu:
1)
membuat gambaran verbal serta kesesuaian dengan informasi verbal yang diterima;
2)
membuat gambaran visual serta kesesuaian dengan informasi visual yang diterima;
dan
3)
membuat kesesuaian hubungan antara gambaran visual dengan gambaran verbal yang
sudah diterima.
3. Metode Penelitian
Penelitian
Eksperimental
4. Sampel penelitian
Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Jurusan
Administrasi pendidikan, dan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dari Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) UNY Yogyakarta. Dengan usia 19-21 tahun, dan mereka sedang
berada pada semester II dan IV.
5.Jumlah sampel penelitian
Sampel penelitian ini
adalah sebanyak 40 orang.
6. Hasil penelitian :
- Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui komputer merupakan suatu
usaha yang sistematik dan terencana,
sehingga diharapkan dapat mengatasi kelemahan-kelemahan pada pembelajaran
kelompok.
7. Pembahasan
Dalam jurnal menjelaskan bahwasanya
dalam penerimaan informasi memiliki bermacam-macam cara.Audio, Visual,
Kinestetik. Audio, seseorang dapat menerima informasi yang
berasal dari suara. Visual, seseorang menggunalan mata mereka untuk
menerima suatu informasi. Kinestetik, seseorang memperoleh informasi
ketika ia menyentuh benda yang memiliki informasi tersebut. Tiap orang berbeda
dalam proses penerimaan informasi ini.
Hasil belajar terlihat
lebih baik apabila materi audio dan visual (narration) disajikan secara
bersamaan karena kapasitas working
memory dapat ditingkatkan. Hal ini membuktikan bahwa dengan menggunakan modality
dalam belajar melalui multimedia dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil
belajar juga terlihat lebih baik apabila informasi visual disajikan dalam
bentuk teks yang menyertai gambar secara dekat ( integrated teks) daripada teks
dan gambar yang terpisah (separated teks ), karena kedua sumber visual tidak
dipisahkan secara spatial sehingga kedua
informasi dapat diakses secara bersamaan. Terbukti bahwa dengan
menggunakan spatial continguity dalam
belajar melalui multimedia, dapat meningkatkan hasil belajar.
0 komentar:
Posting Komentar